Tuesday, May 13, 2008

Berharap

Ketika hati ini berharap

Adanya dirimu di sini

Yang akan membuatku

Bersinar saat kau tersenyum

Terjaga saat kau bersamaku

Berharap kau takkan pernah jauh

Kuingin kau selalu

Mengerti akan hadirku di sini

Sadar akan maksudku

Kumau ketulusan dirimu

Menerima apa adanya

Ku berjanji dalam hati

Takkan lepaskan tanganmu

Jika itu yang terbaik untukmu

Hati-Perasaan

Hati = Perasaan

Tangisan deras dari langit

Seakan mengerti luka di hati

Bagaikan goresan sebuah pisau

Menusuk lembut hatiku

Ucapan-ucapan pedih menghampiriku

Tuduhan-tuduhan dusta pun mengiringi

Disambut sinis puluhan insan di bumi

Sinarku yang telah terang menjadi redup

Hitam kelam tak bercahaya

Ku berharap singa datang menerkam

Melahap habis hatiku yang sobek

Karena aku tak mau merasakan lagi !

Berjuang

Kutatap jauh ke depan

Pandangi bunga-bunga bangsa

Yang menebarkan keharumannya di bumi pertiwi

Ku melangkah maju

Lautan samudera yang dalam kutemukan

Mengahalangi maju langkahku

Beribu cobaan menghampiriku

Menyapa dan menghadang

Meresap sisa-sisa tenagaku

Mencoba padamkan api semangatku yang berkobar

Namun keberhasilanku menanti di seberang sana

Melambaikan tangannya, siap menyambutku …

AAC ..

Ayat-ayat cinta is a novel which was written by Habiburrahman which tells a story of an Al-Azhar successful student, Fahri who married to a German girl, Aisyah. This married made many Indonesian women Al-Azhar student got frustrated. After sometimes of marriage Fahri was accused of raping an Egyptian girl whose name was Nora. Fahri was imprisoned.

His wife Aisyah tried to save Fahri by using Indonesian lawyer. She also attempted to look for Maria, Fahri’s neighbour , who knows Fahri and Nora very well. Maria was hit by the real raper of Nora. Which caused Maria to be in komma. Maria became weak and weaker for she was sick long before that. Aisya asked Fahri to marry Maria. Because she knew if Fahri married to Maria, Maria would be conscious.

Fahri married to Maria and she could get her health again. In the court she witness what she knew about Fahri. At last Nora confessed that she was not true and Fahri was released.

Fahri and his two wifes lived together. After sometimes when Aisyah was pragnent, Maria was very ill. She entanded to converted to Islam. She wish to pray together behind their husband. When they pray together Maria passed away. At last Aisyah and Fahri live happily together.

Location and place setting in this film doesn’t show the reality of story. The nile river in the film is not real for it is very small. The Arabic language that it used in the film is very bad. And the acting of some characters are not satisfactory. The film is not as good as the novel.

The lessons in this film are quite a lot.

Aku Takut Kehilangan TEMAN !

Terik matahari mengundang Aulia dan Shanty untuk berlindung di bawah pohon di samping lapangan komplek rumah. “Waaah, adem.” Kata Shanty dengan leganya. Aulia tersenyum kecil melihat tingkah sahabatnya yang ceria. “Shan, tadi liat gak Rani nyuruh aku bawain barang dia? Sedangkan dia gak bawa apa-apa.” Aulia ternganga mendengar ulah Rani yang kesekian kalinya. “Dia bilang’tolong’ gak?” Tanya Aulia pada Shanty yang lesu seketika. “Ya seperti biasalah, enggak sama sekali.” Aulia bertanya lagi, “terus, kamu mau aja disuruh?” Shanty menghela napas. “Lia, kenapa sih kamu gak bias tegur dia.?Atau sekedar menolak suruhan dia. Kamu jangan mau dong disuruh-suruh. Bilang kalau kamu gak suka.” Aulia terdiam sejenak, “ya, kamu taulah. Aku tuh gak berani.” Shanty mengeluh kecil, “kenapa sih kamu takut?” Aulia menjawab dengan air muka yang menyesal, “karena aku takut kehilangan teman. Bagi aku teman tuh berarti banget.” Shanty tersenyum sinis. “Oke, aku kagum sama alasan kamu yang tulus. Tapi kamu salah. Orang seperti dia gak perlu kamu takuti. Dia sudah menganggap kamu pembantu dan kamu punya banyak teman selain dia. Coba kamu pikir, sebenarnya sikap kamu ke dia di depan dan belakang dia itu salah atau benar?” Aulia terdiam bisu mendengarkan nasihat Shanty. Lalu Aulia bertanya,”apa aku munafik?” Shanty bangkit dari tempat duduknya, “ya, bisa disebut seperti itu.. Ayo pulang! Udah sore. Pikir baik-baik yah, sebelum semuanya terlambat” ;)

Ponsel Beracun

“Pagi Nda, barang baru nih?” Sapa Nia pada sahabatnya yang gak pernah mau ketinggalan jaman. Winda tertawa kecil, “iya dong, keren deh.” Nia terdiam seketika, ia memaklumi kata-kata sahabatnya. Winda bukan anak dari keluarga kaya, tetapi kali ini pekerjaan bapaknya semakin meningkat. Sehingga membuat Winda terkadang royal dan norak.

* * * * *

Bel istirahat berbunyi, Nia terburu-buru menyalin tulisan ibu guru dicatatannya. Winda yang kini sudah tidak peduli dengan sekolah mengajak Nia ke kantin, “Nia cepetan dong. Nanti kita gak keburu jajan, gimana?” Nia menjawab sambil terus melanjutkan salinan, “Winda! Gak mungkin dong, ini baru bel. Dikit lagi kok.” Dua menit kemudian mereka sudah berjalan menuji kantin. Perlahan Winda mengeluarkan ponselnya yang lagi jadi perhatian di dunia elektronik. Dengan senyum bangga ia terus berjalan menggenggam ponsel tersebut. Nia mengernyitkan keningnya menatap tingkah sahabtnya dan mencoba diam.

Di kantin, Nia asyik melahap semangkuk bakso. Winda masih sibuk dengan acara pamerannya. Beberapa detik kemudian, dering pesan pada ponsel Nia berbunyi. Winda tertawa kecil, “jelek banget sih bunyi ponsel kamu. Itu udah kuno tau.” Nia mencoba tersenyum dan tidak menghiraukan Winda. Tetapi Winda terus membandingkan ponsel miliknya. Tentu saja Nia tersinggung, sebab hanya ponsel seperti itu yang sanggup dibelilkan oleh almarhum ayahnya. Sampai akhirnya Winda mengungkit gaji orang tua Nia. “Winda!” Winda terkejut, tapi ia tidak mau kalah dan membalas. “Apa sih kamu teriak-teriak? Terima kenyataan dong!” Air mata Nia mengalir. Dengan sisa keberaniannya ia menjelaskan pada Winda. “Kamu sudah tau keadaan aku, tetapi bukan untuk diungkit-ungkit dan diremehkan. Lagipula, gaji itu urusan pribadi. “Winda tersenyum sinis. “Eh, Nia. Anak miskin kok belagu? Gak waras.” Setelah melontarkan kalimat yang menusuk hati Nia, Winda berjalan meninggalkan Nia serta semangkuk baksonya yang masih utuh. Nia tidak kuat dengan keadaannya kali ini, lalu ia izin pada guru piket untuk pulang ke rumahnya dengan alasan sakit.

* * * * *

Sepulang sekolah, Winda berjalan-jalan di mall. Lalu ia ingin berpose sejenak di sebuah kafe. Namun ia terkejut, karena ia tidak menemukan ponselnya. Ia terus mencari, sampai akhirnya ia mengumumkan di speaker mall. Beberapa orang yang lalu lalang menggelengkan kepada, “hilang ponsel, udah kayak hilang nyawa aja.” Waktu sudah menujukkan pukul delapan malam, tetapi sampai kini belum ditemukan ponsel milik Winda. Lalu Winda pulang dengan lesu. Ia berniat untuk segera memaksa bapaknya untuk membelikan ponsel peluncuran terbaru yang tadi ia lihat beredar di sepanjang jalan.

* * * * *

“Malam ma, pa.” Sapa Winda pada kedua orang tuanya yang sedang bersantai di teras rumah. Mama Winda yang hendak meneguk teh hangat, segera meletakkan kembali di meja. “Winda, kenapa baru pulang sayang?” Tanya mama. Winda hanya terdiam, ia masih sedih dengan ponselnya yang hilang. Kemudian ayah Winda mengernyitkan heningnya. Penasaran dengan tingkah anaknya yang berbeda. “Ada apa sih Nda? Papa mau tau dong?” Winda pun menceritakan pada papa dan mamanya tentang ponselnya yang hilang.

“Alhamdulillah.” Ucap mamanya. Winda menganga, tidak mengerti. “Loh, kok mama bilang Alhamdulillah sih? Itukan bencana?” Mama Winda menjawab sambil tersenyum mesra, “ya iya dong. Kan bersyukur, karena yang hilang bukan kamu. Iya kan?" Papa Winda hanya menggeleng. Winda kemudian merayu papanya untuk membelikan ponsel baru. “Boleh ya pa?” Mama Winda berdehem, “jangan pa. Winda, kamu kan masih ada ponsel yang lama-lama itu. Itu digunakan, jangan mubadzir.” Winda mengeluh atas ucapan mamanya. Papa Winda lalu memutuskan, “sudah, gak apa-apa ma. Yang penting Winda senang.” Ini bukan yang pertama kali Winda dilarang oleh mamanya. Namun ia sangat dimanja oleh papanya. Sehingga keinginan Winda selalu terpenuhi.

* * * * *

Keesokan harinya, Winda kembali melakukan rutintas pamerannya. Sambil berjalan mencari keberadaan Nia, ia mengayun-ngayunkan ponsel barunya. Seorang teman plus tetangga Nia menghampiri Winda, “Kamu ponsel baru lagi? Bukannya kemaren baru ganti?” Winda tertawa kecil, “mau tau aja ah. Oh iya, Nia mana sih Ran?” Rania menelan ludah, ia teringat kejadian kemaren yang Nia ceritakan padanya. “Emm… Dia gak masuk, tadi malam sakit perut.” Sebenarnya Rania tidak mau berbohong pada sahabat tetangganya, namun ia berkesimpulan bahwa Winda sudah tidak pantas lagi jadi sahabat tetangganya, Nia.

* * * * *

Sepulang sekolah Winda segera kembali ke rumah. Tiba-tiba saja ia rindu pada suasana siang di rumahnya. Bersantai di ruang TV sambil menikmati es susu cokelat. Namun sesampai di rumah, Winda terkejut dengan keberadaan banyak polisi di rumahnya yang sedikit mirip istana. Ia segera berlari masuk dan menemui papanya yang sedang ditahan oleh dua orang polisi dan mamanya sedang menangis di pelukan ibu-ibu tetangga. “Mama, apa yang terjadi?” Mamanya hanya menatap Winda dan menggeleng, tak sanggup menjelaskan apa yang telah menimpa keluarga mereka. Lalu seketika Winda ditarik ke kamar oleh Sindy, tetangganya. Sindy menjelaskan bahwa Pak Badrun, papanya Winda telah menggelapkan uang negara. Dan semua barang-barang yang berada di ‘istana’ Winda akan disita. Winda pun menangis sejadi-jadinya di pelukan Sindy.

* * * * *

Winda masih diizinkan meneruskan sekolah dengan biaya yang ditanggung oleh pamannya. Ia kini menjadi sangat pendiam dan jarang bergaul. Karena ia tau, berita korupsi papanya sudah tersebar di koran-koran. “Winda, kok kamu berubah yah?” Nia menyapa Winda dengan pelan. Winda terkejut, seketika air matanya menetes dan ia segera memeluk Nia. “Nia, ma..maafkan aku.” Nia tersenyum dan membalas pelukan Winda. Akhirnya Nia dan Winda kembali berteman baik. Winda berjanji tidak akan mengulangi kesombongannya. Karena ia sudah menyadari, harta bukan segalanya!

Saturday, January 26, 2008

DP gokil !


Kemaren hari Jum'at tanggal 25 Januari 2008, sekelas gue[1 sma] dan sekelas Ninik[2 sma] + Hafiz ke DP[Dream Park]. Tadinya mau pergi jam 8 tapi diundur jadi jam 9 lebih beberapa menit. Sampai di sana kurang lebih jam 10. Yang kita bayangkan, karena musim dingin DP sepi, terus udaranya bakal bikin beku. Tapi ternyata rame dan panas. Tapi siangnya aja, malemnya dinginnya sama dengan Cairo. Sampai di sana kita pesen tiket terus masih foto-foto dulu. Setelah itu kita mau naik top spin, tapi kita tunda karena top spinnya makin sadis. Jadi kita cari pemanasan dulu :D
So, kita-kita main GO CART. Juara satu Asikin, kedua Riski, ketiga Ucup, keempat Ninik, kelima gue, keenam Sanda+Ine, ketujuh Galih[bener ga yah?]. Hafiz harusnya juara lima, tapi karena mogok gak sampe finish deh. Kasian.
Abis main itu, kita-kita main JET Coaster. Bentuk relnya rada love gitu[kawaii]. Tapi yang naik cuma gue, Ninik, Ine, Rizqi, Ucup n Asikin. Yang laen pada gak beranih tuh[kebongkar!^^v] Wuiiih, asik banget deh. Rasanya puas teriak-teriak[kita teriak nama sapa woii?? =))]. Setelah naik itu si Ine tempoyongan, hahahahaa.Kocak. Asikin malah encok. Kalo Rizki ama Ucup pucet. =)) Gue ama Ninik santaii[=))].
Abis naik JET COASTER, udah gak ada permainan yang gak ngantri. Semuanya harus ngantri n sabar! Apa lagi yang gratisan. Ngantrinya panjang gil gil. Udah gitu, setiap ngantri kita selalu dapet musuh =)) . Tau sendirilah, ada orang-orang rese', ada juga yang nyerobot-nyerobot gak sabaran, ada yang curang, banyak deh... Terus dikasih tau gak terima lagi. Ya dah, terserahlah. Kita mah santai[=))*ada yang nyambung?]
And then, kita makan siang. Makan kusyari, uuugh... Yang biasanya kusyari harganya cuma 2 pon, di sana 5 pon. Poko'nya segalanya di sana dua kali lipat deh harganya[promosi?].
Permainan di DP ada dua yang baru. Tembak-tembakan[gak tau namanya :D] n Discovery. Ugh, discovery gaul banget daaah. Diayun-ayun sampe 180 derajat. Terus diputer-puter lagi. Gokil dah poko'nya. Permainan akhiran ya ROCKEt baru deh main TOP SPiN. Top abis!
Salah satu alasan kemaren DP rame adalah artis mesir bernama Hakim konser. Banyak deh yang dateng. Permainannya jadi cepet tutup. Tapi gak apa, hampir semua yang kita inginkan tercapai ;).

Maybe ini jalan-jalan jauh terakhir bareng Ninik n Hafiz.
Hiks...

chaiyouuuw..!

Hari ini dingin banget, tadi pagi hujan. Cairo udah rada banjir, maksudnya becek.
Tapi Cairo jadi keliatan bersinar, karena udah kesiram dengan hujan. ^^v

Mama sekarang pasti lagi terbang sama penumpang-penumpang Etihad.
Hiks, mama pulang. Gak apa deh, 5 bulang lagi ketemu. ;)
Oke, sekarang gue harus ngerjain semuanya sendiri, karena sementara gak ada mama yang ngebantuin.
Wuaaa... Masak sendiri, nyuci sendiri, beres-beres sendiri, >_<''
Hyper ah... Ada Papa, Ica, n Ashrof .. Fiuuuh.. :)

Semangaaat Peh..!!! New Life Youw.

Thursday, January 24, 2008

every day!

Wuaaa.. 0_o
Tanggal 4 Insya Allah , anak-anak SIC mau nampilin team angklung. ;)
Gita Gutawa juga mau tampil tuh.
Tiap hari latihan angklung terus euy. Dari jam 1 sampai jam setengah 4. --''
Capek euy...
Tapi asyik ko, rame-rame.
Doain aja deh byar lancar.
Yo' met latian yaks all. ;)
Untuk klas ujian yang gak ikut, met belajar ... chaiiiyyyoouuuww yeaaahh..

Monday, January 14, 2008

NiCe t0 MeeT YoU aLL..

Yesterday..

Weeeww..
Kemaren akhirnya cewek-cewek SMP and SMA saling terbuka...
Yeepp.. Selama ini kita sering berbeda pendapat..Dan juga banyak banget kesalah pahaman..
Wajar siih.. Beda aliran.. Kemaren kita saling menasehati..
Untung adek-adek kelas kita baik hati dan penurut. [sok gede!]
Sekarang Insya ALLAh udah gak ada lagi perang dingin... Gak ada lagi berjiwa dua.. Gak ada lagi lenjeh-lenjeh.. Gak ada lagi 3 octav.. !!
And Now..
Kita dah saling memaafkan..
Semua juga udah pada tau kesalahan masing-masing..
Saling memperbaiki yaaakk..

Coz, orang yang mau maju adalah orang yang mau menerima dan memperbaiki kritikan dari orang..


NiCe t0 MeEt YoU aLL.. ;)

.FeRra.NieQ.iPeH.dHiKa.E9i.eVY.LuLu.cHiMa.